Sunday, 27 June 2010

Potongan Tubuh di Garut Cocok dengan Mutilasi Bandung

Monday, 28 June 2010
BANDUNG (SI) – Tim Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menemukan kecocokan antara tiga potongan jenazah mutilasi yang ditemukan di Kabupaten Garut dengan potongan mayat di Kabupaten Bandung.

Menurut Kepala Bagian Forensik RSHS Bandung Noorman Herryadi, tidak ada duplikasi di antara potongan tubuh yang ditemukan di dua tempat berbeda itu. Diberitakan sebelumnya,warga Kampung Lolongokan, Rancabali, Kabupaten Bandung,menemukan beberapa potongan tubuh yang diduga korban mutilasi pada Kamis (24/6) lalu. Pada Sabtu (26/6),warga Pantai Sayang Heulang, Kecamatan Pamengpeuk, dan Desa Kiarakohok,Kecamatan Cikelet,Kabupaten Garut juga menemukan tiga potongan tubuh yang diduga masih bagian dari korban yang ditemukan di Bandung.

”Tidak ada duplikasi.Artinya, di Kabupaten Garut ditemukan tiga potongan tubuh masing-masing kepala dari leher bagian atas, dada bawah, dan panggul. Sementara di Kabupaten Bandung, tujuh potongan tubuh, tanpa kepala, dada bawah, dan panggul,” kata Noorman kepada wartawan di RSHS, tadi malam.

Potongan organ tubuh yang ditemukan di Rancabali, yakni lengan bawah kiri dan kanan,lengan atas kiri dan kanan, tungkai bawah berikut kaki kiri dan kanan, serta tulang paha kiri. Namun, terdapat keanehan pada potongan tubuh korban. Tim Forensik RSHS tidak menemukan satupun organ dalam tubuh korban. ”Tidak ada organ dalam seperti jantung,limpa,ginjal,paru.

Yang kami periksa hanya organ tubuh bagian luar,”ujar Noorman. Dia mengaku tidak mengetahui pasti motif si pelaku menghilangkan organ tubuh korban. ”Yang pasti kerjanya sangat rapi, bisa dilihat caranya memotongmotong tubuh korban,”paparnya. Kesamaan juga ditemukan pada manik-manik yang menempel di potongan tubuh yang ditemukan di Garut dengan perhiasan yang ditemukan di Rancabali.Noorman juga menduga korban dibunuh di sebuah rumah.

Di antara pakaian korban, tim forensik menemukan sarung bantal yang biasa digunakan di rumah- rumah.”Kami mengira pembunuhan terjadi di rumah,”tukasnya. Menurut Noorman, kondisi potongan tubuh yang ditemukan di Garut lebih membusuk dibanding potongan tubuh di Bandung.Menurut dia, kondisi tersebut disebabkan karena potongan tubuh di Garut ditemukan lebih lama.

”Namun hingga kini, masih ada potongan tubuh yang belum ditemukan,yakni dada atas dan paha kanan,”ucap Noorman. Dia menjelaskan, pelaku mutilasi diperkirakan melakukan aksinya setelah korban tewas. Noorman mengacu pada luka potongan di tubuh korban yang dia sebut posmortal. ”Dilihat dari dari kondisi mayat, tidak ada luka-luka intravital saat korban masih hidup. Artinya, kata dia,korban sebelumnya tidak mengalami kekerasan,” ungkapnya.

Noorman juga mengatakan, hingga saat ini belum ada keluarga yang mengaku kerabat korban. Meski begitu, kata dia, sudah ada beberapa keluarga yang datang ke RSHS untuk mengecek mayat tersebut. ”Sudah ada beberapa orang yang datang.Kemarin malam ada juga yang datang mencari istri dan anaknya.Tapi ternyata tidak cocok dengan temuan potongan mayat di Rancabali,”kata Noorman.

Belum terungkapnya identitas korban,menyebabkan tim forensik belum dapat melakukan tes DNA. ”Selain itu, tes DNA juga harus dicocokkan dengan keluarga, dan hingga kini belum ada keluarga yang datang,”tukasnya. Diberitakan sebelumnya, ciriciri korban memakai tiga cincin di kedua tangannya, terdapat tahi lalat pada tungkai bawah kiri atau sekitar 14 cm dari tumit dengan diameter 2 mm, diperkirakan berusia 40 tahun, tinggi badan sekitar 160 cm,dan nomor sepatu 38.

Polisi telah menyebar beberapa lembar foto cincin dan pakaian yang diduga milik korban mutilasi agar pihak keluarga mengenalinya. Foto tersebut memperlihatkan tiga buah cincin yang melingkar di jemari kedua tangan korban, satu lembar daster motif batik warna hijau kecokelatan. Selain itu, ditemukan juga celana kain motif batik berwarna kuning kecokelatan, celana dalam warna abu-abu agak kehijauan, serta kaus warna biru tua bertuliskan ”Lebih Indah dengan Ultran Infra.”

Polda Selidiki Pembunuh Victor

Sementara itu,Polda Metro Jaya terus melakukan penyidikan terkait tewasnya korban penculikan bernama Victor Rizki Wibowo, 27, yang ditemukan di bawah jembatan Tol Jakarta-Cikampek di kawasan Karawang. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan,polisi telah memintai keterangan beberapa saksi terkait kasus tersebut.

Saksi-saksi yang telah dimintai keterangannya masih seputar keluarga korban.Menurut Boy,penyidik juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di mana korban ditemukan. Korban ditemukan dalam keadaan tewas pada Jumat (25/6) lalu. Saat ditemukan,bagian lutut pada kaki kiri dan kanannya telah terpotong. ”Petugas tidak menemukan potongan kedua kaki korban di lokasi,”ujar Boy Rafli.

Sementara itu, jenazah Victor, yang diduga korban mutilasi, kemarin dikremasi di rumah duka Oasis Lestari, di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. Diketahui,Victor terakhir kali pamit dan meninggalkan kediamannya di Jalan Raya Kuta Bumi Blok CD 04/06, Kota Baru, Tangerang untuk mengikuti rapat di daerah Muncul,Kecamatan Pamulang,Tangerang.

Sejak saat itu dia tidak kembali ke rumahnya. Istri korban, Selvi Magdalena, 24, lalu melapor ke Polda Metro Jaya bahwa suaminya telah diculik di Pamulang,Muncul, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Keluarga sempat mendapat SMS dari nomor telepon tak dikenal yang berisi ancaman agar menyerahkan uang senilai Rp300 juta,jika ingin Victor selamat. (okezone/krisiandi sacawisastra/ helmi syarif/denny irawan)

No comments: